Derita Semu
Lihat lihatlah aku
TanpaMu masih kah aku?
Adakah aku dalam raga yang membeku
Atau telah hilang terhapus waktu?
Mencoba menjauh
Dari biasnya harapan
Dari tingginya angan
Dari mimpi yang runtuh
Seberapa banyak hal yang harus ku pahami
Banyak yang jelas salah dalam hati
Dalam ingatan terukir jelas
Aku yang terhempas
Tersesat dalam amarah
Dimanjakan sumpah serapah
Pengingat
Kau yang kucari
Mencoba jalani
Dari jiwaku yang sunyi
Terucap janji dalam hati
Tak kan ingkari lagi
Tak lagi hidup di mimpi
Sendiri sepi kau yang kucari
Waktu dengan Mu waktu untuk Mu
Saat ku terjatuh
Tersesat dalam amarah
Masih ku jaga dari sumpah serapah
Tapi mengapa ku tenggelam?
Semakin dalam semakin kelam
Kian menghitam
Pengingat
Sekali Saja
Terasa begitu hampa
Jauh dari Mu yang ku cinta
Sering kali ku lupa
Kala bahagia ku kemana?
Bertanya
Dari tiap waktu ku hampiri
Siapa yang ku temui?
Tak benar di rasa ramai di kepala
Pikiranku berkelana
Damai temui ku sekali saja!
Kemana kau pergi
Bisakah kau tinggal disini
Temani ku ingin kembali
Pengingat
Suara Mu
Nada yang damaikan hati
Memanggil lembut jiwa ini
Hangat menyentuh nurani
Bergetar hati mengingat Mu
Apa yang terjadi dengan jiwaku
Terbelenggu raga ku dalam bayang semu
Meski ku tau bahagia tuk diriku
Membeku biarkan kau berlalu
Kau tawarkan semua
Segala cinta dunia dan seisinya
Tapi ku tenggelam terlalu dalam
Dalam damai yang tak semestinya
Pengingat
Terbuai
Terbuai sungguh ku terbuai
Dalam benak ku merasa
Menuju akhir cerita
Apa itu harapan?
Apanya yang masa depan?
Ku seakan berjalan menuju peristirahatan
Lihat lihatlah aku
Dunia semakin menjauh
Dan yang kekal
Dalam benak ku merasa
Menuju akhir cerita
Apa itu harapan?
Apanya yang masa depan?
Ku seakan berjalan menuju peristirahatan
Lihat lihatlah aku
Dunia semakin menjauh
Dan yang kekal
Semakin masuk di akal
Pengingat
Tanya Hati
Jauh dari Mu sepi hatiku rindu
Berjalan kemana jiwaku berkelana?
Tersesat ku dalam penjara dunia
Ku ingin berdua denganMu setiap waktu
Bercerita tentang segala yang di rasa
Semua salah di masa lalu
Semua mimpi yang berlalu
Tanya hatiku benarkah diriku?
Tanya hasratku jiwa yang terbelenggu
Pahami aku, aku tak mampu
Tak bisa ku tanpa Mu
Pengingat
Tuan
Izinkan ku bertanya
Tentang suara dalam kepala
Riuhnya semakin menggema
Merusak suasana
Ku tau ini semua telah tertulis pasti
Cerita singkat ini hanya ironi tragedi?
Nada bahagia darimu yang awali
Nada tangis dariku yang akhiri kala kau pergi
Kau sambut ku dengan bahagia
Kala ku tapakan kaki di dunia
Tak dapat ku tahan air mata
Kala ku hantarkan kau penuh duka
Pengingat
Monolog, Pt.1
Pernah ku raskan bahagia
Pernah ku di buat kecewa
Segala rasa penah ku rasa sudah
Mencari perubahan dari keputusasaan
Mencari makna dari ketiadaan
Berjalan di titik mana ku kan temukan
Kau tak jua tinggalkanku
Masih disini temaniku
Temui Mu tiap waktu
Jelas aku belum mampu
Pengingat
Monolog, Pt.2
Aku muak aku jengah
Kemana ku kan melangkah
Aku muak aku lelah
Mereka yang kau anggap salah
Hanya bisa melihat dengan seksama
Mereka yang selalu bersama
Mencari kebebasan dari keterbatasan
Semua pedoman lama telah tertulis pasti
Mengapa kita masih saling mencaci?
Siapa yang mengawali?
Kami coreng diri kami sendiri
Menganggap selain kami tak suci
Jadikan mudah membenci
Kemana ku kan melangkah
Aku muak aku lelah
Mereka yang kau anggap salah
Hanya bisa melihat dengan seksama
Mereka yang selalu bersama
Mencari kebebasan dari keterbatasan
Semua pedoman lama telah tertulis pasti
Mengapa kita masih saling mencaci?
Siapa yang mengawali?
Kami coreng diri kami sendiri
Menganggap selain kami tak suci
Jadikan mudah membenci
Pengingat
Monolog, Pt.3
Telah lelah ku begini
Cari cari alasan tuk diriku sendiri
Bergetar hati ingin ku kembali
Aku letih mereka letih
Aku hidup di dua sisi
Lama salah ku memilih
Terlambat kah tuk kembali?
Karna dewasa ku baru pahami
Cinta macam apa tak saling berbagi
Semua petunjuk tertulis pasti
Aku bodoh tak mencari
Aku hilang karna salahku sendiri
Pengingat
Komentar
Posting Komentar